
Cerita Diet Pria Turun 57 Kg, Begini Triknya yang Bisa Ditiru
Love Diet – Thomas Derksen (36), pria asal Jerman yang kini tinggal di Shanghai, China, berhasil menurunkan berat badannya hingga 57 kg dalam kurun waktu lima tahun. Dari semula berbobot 140 kg, kini ia stabil di angka 83 kg. Hebatnya, perubahan besar ini ia capai tanpa obat-obatan atau diet ekstrem yang menyiksa.
Sejak kecil, Thomas sudah bergulat dengan masalah berat badan. Di sekolah dasar, ia kerap menjadi bahan ejekan teman-temannya. Rasa sakit hati itu terus terbawa hingga dewasa, ketika ia masih sering mendapat komentar tak diinginkan soal tubuhnya.
Titik Balik di Masa Pandemi
Perubahan besar bermula pada tahun 2020, saat pandemi COVID-19 memaksanya melakukan isolasi mandiri. Waktu yang banyak dihabiskan sendirian membuat Thomas lebih banyak merenung tentang kesehatan dirinya. Terlebih lagi, ia mulai merasakan komplikasi akibat obesitas: hati berlemak, nyeri dada, hingga persendian yang kerap sakit.
Baca Juga : Nova Eliza Alami Panic Attack saat Syuting di Liang Lahat
“Aku tahu harus menurunkan berat badan dan gaya hidupku saat itu tidak sehat,” ujarnya, dikutip dari SCMP.
Olahraga dan Rutinitas Baru
Alih-alih memilih jalan pintas, Thomas membangun rutinitas sederhana namun konsisten. Ia mulai jalan kaki setiap kali pergi ke tempat berjarak kurang dari 5 km. Selain itu, ia menambahkan latihan kekuatan tiga kali seminggu dan kardio dua kali seminggu.
Menurutnya, jalan kaki adalah aktivitas fisik terbaik karena mudah dilakukan, gratis, dan bisa menjadi kebiasaan sehari-hari.
Pola Makan yang Fleksibel
Bicara soal diet, Thomas justru tidak membatasi dirinya secara ketat. Ia makan 3–4 kali sehari dengan porsi lebih kecil. Sesekali, ia tetap bisa menikmati kentang goreng atau hamburger tanpa rasa bersalah.
“Aku tidak pernah berkata pada diriku, ‘Kamu tidak boleh makan ini atau itu.’ Sebaliknya, aku bilang, ‘Kamu boleh makan apa saja, tapi 80 persen waktunya harus sehat,’” jelasnya.
Pola pikir ini membuatnya merasa menjadi aktor utama dalam perjalanan dietnya, bukan sekadar korban aturan diet ketat.
Mengatasi Akar Masalah: Emosi, Bukan Lapar
Thomas juga menyadari bahwa masalah utamanya bukan soal lapar, melainkan hubungan emosional dengan makanan. Dulu, ia menjadikan makanan sebagai hiburan atau pelarian dari stres. Kini, ia lebih memilih memasak sendiri dengan bahan sederhana dan sehat.
Ia pun menolak menggunakan obat penekan nafsu makan seperti GLP-1. Menurutnya, itu hanya menyelesaikan permukaan masalah, bukan akar penyebabnya.
Kunci Sukses: Konsistensi dan Pola Hidup Sehat
Cerita Thomas membuktikan bahwa menurunkan berat badan tidak selalu harus dengan diet ekstrem atau obat mahal. Dengan perubahan pola makan yang realistis, olahraga rutin, dan pengendalian emosi, hasil luar biasa bisa dicapai.
Kini, dengan tubuh lebih sehat dan ringan, Thomas tidak hanya berhasil mengalahkan angka di timbangan, tetapi juga mengubah hubungannya dengan dirinya sendiri.
Leave a Reply